Banner 468 x 60px

Rabu, 26 Maret 2014

KONSEP RETARDASI MENTAL

2 komentar

Konsep Retardasi Mental Menurut (Kaplan Sadock and Grebb, 2010)
a.      Definisi retardasi mental
The American Association of Mental deficiency (AAMD) dan Dianostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi keempat (DSM - IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata – rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu, sebelum usia 18 tahun.  Fungsi intelektual keseluruhan ditentukan dengan menggunakan tes kecerdasan yang dibakukan, dan istilah “secara bermakna di bawah rata – rata” didefinisikan sebagai nilai kecerdasan IQ kira – kira 70 atau lebih rendah atau dua simpangan baku di bawah rata – rata untuk tes tertentu. untuk tes tertentu.
1.      Klasifikasi retardasi mental
Retardasi mental ringan (DSM – IV )
IQ 50 – 70 dinilai “mampu didik”. Mereka biasanya dikenali saat masuk sekolah (dan diberikan tes) dan membutuhkan pendidikan khusus. Merupakan 85% dari jumlah penderita retardasi mental (tetapi ini adalah kelompok yang menurun dan jelas saat dewasa). Kebanyakan dapat membantu diri sendiri, dengan bantuan, walaupun mereka mempunyai pertimbangan, sensitivitas sosial, dan tilikan yang terbatas.
2.      Retardasi mental sedang (DSM-IV)
IQ 35 – 50 merupakan 10% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Biasanya sudah dikenali saat tahun – tahun prasekolah. Meraka dinilia (Mampu dilatih) dapat mempelajari ketrampilan kerja yang sederhana, dapat membaca setingkat kelas 2 sekolah dasar dan berbicara sederhana, dan dapat  secara sebagian membantu diri sendiri di dalam lingkungan panti. Mereka cenderung terlihat kikuk dan tidak terkoordinasi.
3.      Retardasi mental berat (DSM-VI)
20 – 35 3% - 4% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Mereka termasuk penderita retardasi yang dependen : mampu berbicara yang paling sederhana, tetapi membutuhkan suatu institusi atau pengasuhan suportif yang intens. Sering ditemukan malinformasi dan cacat fisik yang berat.
4.      Retardasi mental sangat berat (DSM-IV)
IQ di bawah 20 merupakan 1% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Mereka bergantung secara total kepada orang lain dan biasanya mempunyai kerusakan neurologi yang bermakna, tidak dapat berjalan atau berbicara.
b.      Etiologi retardasi mental
Penyebab yang khas (biasanya biologik) diidentifikasikan pada kurang dari 50 %, sebagian besar terdapat pada pasien dengan retardasi mental sedang-sangat berat. Penyebab lain termasuk faktor – faktor lingkungan (misal, problem pranatal dan perinatal, penyakit pada masa bayi, penelantaran psikososial, malnutrisi), dengan suatu keterlibatan poligeni yang belum jelas pada beberapa kasus. Retardasi sedang – sangat berat tersebar secara merata dan sama pada semua lapisan sosial, sedangkan retardasi mental ringan (biasanya dari etiologi sosiokultural) dianggap suatu gangguan yang bersifat familial (genetik atau lingkungan) resiko terdapatnya retardasi mental pada seorang anak dengan orangtua dan saudara kandung yang adalah kurang dari 2%, sedangkan jika kedua orangtua dan saudara kandungnya menderita retardasi mental resikonya menjadi sebesar 40%-70%
1.      Penyebab Biologis meliputi :
a)      Kelainan kromosomal – banyak jenis termasuk sindrom down trisomi 21 merupakan kelainan yang terbanyak yang lazim terdapat pada ibu – ibu dengan usia yang lebih tua 10%-16% dari jumlah penderita retardasi mental sebagian besar menderita penyakit Alzheimer pada usia sekitar 30-an atau 40-an)
b)      Pewarisan faktor genetik yang dominan – Neurofibromatosis (penyakit Von Recklinghausen), khorea Huntington (dengan awitan masa kanak), sindrom Sturge – weber, tuberous sclerosis.
c)      Gangguan metabolik – Fenilketonuria (PKU) (deteksi dini sangat penting), penyakit Hartup, intoleransi fruktosa, galaktosemia, penyakit wilson, sejenis gangguan lipid, hipotiroidisme, hipoglikemia.
d)     Gangguan pranatal – Rubela materna (terutama pada trimester pertama), sifilis, toksoplasmosis, atau herpes simpleks, penyalahgunaan alkohol pada ibu (sindrom fetal alkohol) dan penggunaan beberapa obat (misal, talidomid), toksemia pada kehamilan, eritoblastosis fetalis, malnutrisi pada ibu.
e)      Trauma kelahiran – proses kelahiran yang sulit dengan trauma fisik atau anoksia, prematuritas.
f)       Trauma otak – tumor, infeksi (terutama ensefalitis, menigitis, neonatal), kecelakaan, toksin (misal, plumbun, merkuri) hidrosefalus, bermacam – macam jenis kelainan kranial.
2.      Penyebab sosial menyebabkan sebagian besar retardasi mental ringan dan meliputi tingkat pendidikan yang di bawah standard, deprivasi lingkungan, penelantaran dan kekerasan pada masa kanak, dan aktivitas yang terhambat. Singkirkan gangguan pekembangan pervasif, demensia, dan skizofrenia residual.
d.      Diagnosis retardasi mental
Diagnosis sendiri tidak menyebutkan penyebab atau prognosisnya. Suatu riwayat penyakit dan wawancara psikiatrik adalah berguna untuk mendapatkan gambaran longitudinal perkembangan dan fungsi dunia anak, dan pemeriksaan stigma fisik, kelainan neurologis, dan tes laburatorium dapat digunakan untuk memastikan penyebab dan prognosis.
1.      Riwayat penyakit
Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada ibu kehamilan ibu, persalinan, dan kelhitan dan adanya riwayat keluarga retardasi mental.
2.      Wawancara Psikiatrik.
Dua faktor memiliki kepentingan yang sangat tinggi jika mewawancarai pasien sikap pewawancara dan cara berkomunikasi dengan pasien. Pewancara tidak boleh diatur oleh usia mental pasien, seakan – akan tidak dapat sepeuhnya mengkarakterisasi orang. Kemampuan verbal pasien termasuk data reseftif dan ekspresif, harus di nilai sesegera mungkin  dengan mengobservasi komunikasi verbal dan nonverbal antara pengasuh dan pasien dan dari riwayat penyakit.
3.      Pemeriksaan fisik
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada orang retardasi mental memiliki penyebab prenatal. Tanda – tanda fasial tersebut adalah hipetelorisme, tulang hidung yang datar, alis mata yang menonjol, lipatan epikantus, opasitas kornea, perubahan retina, telinga yang letaknya lebih rendah atau bentuknya aneh, lidah yang menonjol, dan gangguan gigi geligi. Ekspresi wajah, seperti penampilan dungu, mungkin menyesatkan dan tidak boleh diandalkan tanpa bukti – bukti yang mendukung lainya.
4.      Pemeriksaan neurologis
Gangguan sensorik sering terjadi pada orang retardasi mental, sebagai contoh, sampai 10 persen orang retardasi mental mengalami gangguan pendengaran pada suatu tingkat yang empat kali lebih tinggi dibandingkan popilasi normal. Jika ditemukan abnormalitas neurologis, insidensi dan keparahanya biasanya meningkat dalam proporsi dengan derajat retardasi mental.
5.      Pemeriksaan pendengaran dan pembicaraan
Pemeriksaan pendengaran dan pembicaraan harus dilakukan secara rutin.perkembangan bicara mungkin merupakan kriteria yang paling dapat di percaya dalam memeriksa retardasi mental. Berbagai gangguan pendengaran sering kali ditemukan pada orang retardasi mental.
6.      Pemeriksaan Psikologis
Tes psikologi, dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman, adalah bagian retardasi mental.  Untuk anak – anak Stanford Binet dan Wechsler Intelligence Scale for Children Revised. Adalah tes yang paling sering digunakan di Indonesia.
7.      Gambaran klinis
a)      Retardasi Mental Ringan
Retardasi mental ringan mungkin tidak terdiagnosis sampai anak yang terkena memasuki sekolah, karena keterampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun – tahun prasekolah. Walaupun demikian orang teretardai mental ringan mampu dalam fungsi akademik pada tingkat pendidikan dasar dan keterampilan kejuruanya memadai untuk membantu dirinya sendiri.
b)      Retardasi Mental Sedang
Retardasi mental sedang kemungkinan didiagnosis pada usia yang lebih muda dibandingkan retardasi mental ringan karena keterampilan komuniksi berkembang lebih lambat pada orang retardasi mental sedang, dan isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada tahun – tahun usia sekolah dasar.
c)      Retardasi Mental Berat
Retardasi mental berat biasanya jelas pada tahun – tahun prasekolah, karena biacara pada anak retardasi mental berat terbatas dan perkembangan motoriknya buruk.
d)     Retardasi mental sangat berat.
Anak – anak dengan retardasi mental sangat berat memerlukan pengawasan yang terus – menerus dan sangat terbatas dalam keterampilan komunikasi motorikna.
e.       Terapi retardasi mental
Terapi yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier
1.      Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau merupakan kondisi yang menyebabkan perkembangan  gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :
a)      Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental.
b)      Usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaruhi kebijaksanaan kesadaran masyarakat.
c)      Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal.
d)     Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan sistem saraf pusat.
2.      Pencegahan sekunder dan tersier
Pencegahan sekunder dan tersier meliputi :

a)      Pendidikan untuk anak
Lingkungan pendidikan untuk anak  - anak retardasi mental harus termasuk program yang lengkap yang menjawab latihan keterampilan adaptif, latihan keterampilan sosial, dan latihan kejuruan.
b)      Terapi perilaku , kognitif, dan psikodinamika.
Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun – tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku sosial, untuk mengendalikan serat menekan perilaku agresif dan destruktif pasien. Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu mengikut instruksi. Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien retardasi mental  dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang menetap.
c)      Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga dengan pasien retardase mental tentang cara meningkatkan  kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik untuk pasien. Keluarga sering kali merasa kemandirian dan memberikan lingkungan yang mangasuh dan suportif bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat
d)     Intervensi farmakologis
Beberapa penelitian telah memusatkan perhatian pada pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku berikut ini yang sering terjadi diantara retardasi mental :
1)      Agresi dan perilaku melukai diri sendiri.
Beberapa bukti penelitian terkendali dan tidak terkendali telah menyatakan bahwa lithium (Eskalith) berguna dalam menurunkan agresi dan perilaku melukai diri sendiri. Antagonis narkotik seperti naltrexone (Trexan) menurunkan perilaku melukai diri sendiri pada retardsi mental degan diagnostik untuk gangguan autistik infantil. Carbama zepine (Tegretol) dan valproic acid (depakene) adalah medikasi yang juga bermanfaat pada beberapa kasus perilaku melukai diri sendiri.
2)      Gerakan motorik streotipik
Madikasi antipsikotik, seperti haloperidol (haldol) dan chlorpromazine (Thorazine), menurunkan perilaku mulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental.
3)      Perilaku kemarahan eksplosif
Penghambat – β, seperti propranolol dan buspirone (BuSpar), telah dilaporkan menyababkan penurunan kemarahan eksplosif di antara pasien dengan retardasi mental dan gangguan autistik.
4)      Gangguan defisit – atensi/hiperaktifitas
Penelitian terapi methylphenidate pada pasien teretardasi mental dengan gangguan defisit – atensi/hiperaktifitas telah menunjukan perbaikan.

2 komentar:

Budak Seni mengatakan...

KATA KATA SINGKAT MUTIARA CINTA
GORESAN PENA TENTANG QOLBU
ISYARAT BAHASA DALAM TUBUH

Blogger mengatakan...

Do this hack to drop 2 lbs of fat in 8 hours

Over 160,000 women and men are utilizing a simple and SECRET "water hack" to lose 1-2lbs every night in their sleep.

It's very simple and works with everybody.

Here are the easy steps for this hack:

1) Take a glass and fill it up with water half full

2) And now do this amazing HACK

you'll become 1-2lbs skinnier the very next day!

Posting Komentar