Banner 468 x 60px

Rabu, 01 Februari 2012

BRONKITIS

0 komentar
Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa) bronchus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronchus membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan relatif menyempit.

Penyakit bronkitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Dinegara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Di Inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan ketidak mampuan pasien untuk bekerja. Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti dengan pengobatan memakai antibiotik.Di Indonesia belum ada laporan tentang anka-angka yang pasti mengenai penyakit ini. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak hingga dewasa.
A.    TUJUAN PENULISAN
a.       Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang brronkitis pada anak.
b.      Agar mahasiswa tahu dan mengerti tentang Etiologi dan patofisiologis penyakit bronkitis pada anak.
c.       Agar mahasiswa tahu dan mengerti tentang manifestasi klinis dari penyakit bronkitis pada anak.
d.      Agar mahasiswa tahu dan mengerti tentang cara pencegahan dan pengobatan pada penderita bronkitis .
e.       Agar mahasiswa dapat mengerti tentang perawatan fisik pada pasien dengan penyakit bronkitis.
B.     Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan literatur buku ataupun internet.

C.    Manfaat
Dapat mengetahui tentang penyakit bronkitis.









                  BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN BRONKITIS
Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa) bronchus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronchus membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan relatif menyempit.
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh berbagai sebab (Purnawan Junadi; 1982; 206).
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).  
B.     ETIOLOGI
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah; 1997; 37).Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur (Purnawan Junadi; 1982; 206).Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan terjadinya bronkitis (Ngastiyah; 1997; 37).
C.     PATOFISIOLOGI
Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan hidung “dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/ bakterimia dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.
Virus/ bakteri memasuki tubuh (bakterimia/ viremia)
Infeksi sekunder oleh beberapa penyakit
Batuk kering, setelah 2-3 batuk mulai berdahak dan timbul lendir.
Mungkin dahak berwarna kuning (infeksi sekunder)
Peningkatan frekwensi pernafasan
Penggunaan otot-otot bantu pernafasan.
Nyeri pada retrosternal
Demam
Malaise
Hipertermia
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan pola nafas
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Gangguan keseimbangan cairan
Aktivasi IG.E
Alergen
Peningkatan pelepasan histamin
Edema mukosaà sel goblet memproduksi mukus
 














(Purnawan Junadi; 1982; 207).
D.    MANIFESTASI KLINIS
1.    Tanda toksemi      : Malaise, demam, badan terasa lemah, banyak keringat “Diaphoresis”, tachycardia, tachypnoe.
2.    Tanda iritasi         : Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi sekret, rasa sakit dibawah sternum
3.    Tanda obstruksi    : sesak nafas, rasa mau muntah.

Gejala bronkitis berupa:
- batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
- sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
- sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
- bengek
- lelah
- pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
- wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
- pipi tampak kemerahan
- sakit kepala
- gangguan penglihatan.
Bronkitis  seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.
Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.
E.     PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik : fokus dada
Inspeksi : Irama, kedalaman, frekuensi pernapasan
,Kesimetrisan dinding dada saat bernapas,Penggunaan otot bantu pernapasan,Cuping hidung, cyanosis pada ekstremitas. pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shaped chest (diameter anteroposterior dada meningkat) kremitus taktil dada berkurang atau tidak ada
Palpasi :  Kesimetrisan dinding dada
,Taktil fremitus,Letak trakhea
Auskultasi
: Ronkhi, vokal fremitus
Perkusi :  Resonance,
perkusi dada hipersonor, peranjakan hak mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.
Suara nafas berkurang dengan ekspirasi memanjang

F.      PENCEGAHAN BRONKITIS
Timbulnya bronchitis sebenarnya dapat dicegah, kecuali dalam bentuk congenital tidak dapat dicegah. Menurut beberapa literature untuk mencegah terjadinya bronchitis ada beberapa cara :
Pengobatan dengan antibiotic atau cara-cara lain secara tepat terhadap semua bentuk pneumonia yang timbul pada anak akan dapat mencegah ( mengurangi ) timbulnya bronchitis
Tindakan vaksinasi terhadap pertusis ( influenza, pneumonia ) pada anak dapat pula diartikan sebagai tindakan preventif terhadap timbulnya bronchitis.

G.    PENGOBATAN  BRONKITIS
-Pengobatan bronkitis dilakukan untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan Aspirin atau asetaminofen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan asetaminofen.
-Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
-Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.
-Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae.
-Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.
-Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.
-Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
H.    PENATALAKSANAAN
Untuk terapi disesuaikan dengan penyebab, karena bronkitis biasanya disebabkan oleh virus maka belum ada obat kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk mengatasi gejala simptomatis (antipiretika, ekspektoran, antitusif, roburantia). Bila ada unsur alergi maka bisa diberikan antihistamin. Bila terdapat bronkospasme berikan bronkodilator.
Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensivitas terhadap CO2­. . Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik
 Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b dan antikolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol 5 mg dan iptakopium bromida 250 mg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0,2 - 0,15 giu secara perlahan. 

Penatalaksanaannya adalah istirahat yang cukup, kurangi rokok (bila merokok), minum lebih banyak daripada biasanya, dan tingkatkan intake nutrisi yang adekuat.
Bila pengobatan sudah dilakukan selama 2 minggu tetapi tidak ada perbaikan maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotik boleh diberikan. Pemberian antibiotik adalah 7-10 hari, jika tidak ada perbaikan maka perlu dilakukan thorak foto untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda asing dalam saluran pernafasan dan tuberkulosis.







BAB III
PENGKAJIAN
1.    Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 November2011 pukul 10.00 WIB di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
a.    Biodata
Nama                                  : An. S
Tempat tanggal lahir           : Tulungagung, 10 Maret 2000
Usia                                    : 11 tahun (anak pertama)
Jenis kelamin                      : Laki-laki.
Nama ayah/ ibu                  : Tn. P/ Ny. W
Pendidikan ayah/ ibu          : SMA/ SMA
Agama                                : Islam
Suku bangsa                       : Jawa/ Indonesia
Alamat                                : Blitar
No. DMK                           : 02235
Sumber informasi               : Ibu dan anak
Diagnosa medis                  : Bronkhitis .

b.    Keluhan utama
Ibu mengungkapkan An. S  selama 2 hari batuk terus menerus di sertai dengan dahak dan merasa sesak saat batuk dan sesak ketika terkena debu dan asap.



c.    Riwayat penyakit sekarang
2 hari sebelum kunjungan dirawat di rumah sakit , klien terlalu banyak minum es dan setelah semalam klien batuk-batuk,di sertai dengan dahak dan sesak. Semakin parah ketika terkena debu saat diperjalan. Kemudian oleh ibu anak dibawa ke RSUD Mardi Waluya.

d.   Riwayat penyakit dahulu
Klien menderita alergi sejak usia 10 bulan dengan keluhan batuk disertai dengan sesak kemudian berobat dan sembuh. Pada usia anak 2 tahun kambuh lagi kemudian klien periksa dan rutin kontrol selama + ½ tahun. Pada usia 10 tahun kambuh lagi setelah memakan buah melon. Klien bisa memenuhi kebutuhan tidurnya, ibu mengungkapkan sulit mengontrol ketika anak menkonsumsi es yang dapat menyebabkan batuk.

e.    Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa ayah klien alergi terhadap debu rumah dan buah kelengkeng, tetapi didalam anggota keluarga tidak ada yang menderita asma.

f.     Riwayat kehamilan dan persalinan
Klien lahir dengan berat badan lahir 3100 gram, lahir langsung menangis, menurut ibu klien selama hamil ibu periksa ke bisan praktek. Klien minum ASI sampai usia 6 bulan, PASI dan bubur susu diberikan sampai anak berusia 5 tahun. Susu yang diberikan adalah Lactogen.

g.    Riwayat imunisasi
Klien telah mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu: BCG, Polio, DPT, Campak dan hepatitis.

h.    Riwayat nutrisi
Ibu mengungkapkan An. S diberikan ASI sampai usia 6 bulan, PASI dimulai pada saat usia anak mencapai 4 bulan, makanan tambahan berupa bubur susu diberikan pada saat anak berusia 4 bulan. Pada saat pengkajian BB 34 Kg, TB 140 cm. Ibu mengungkapkan anak sulit makan selam sakit ini, makanan yang disajikan tidak pernah dihabiskan.

i.      Riwayat tumbuh kembang
Pada saat ini anak memasuki masa Industri Vs Inferior. Pada saat ini bersekolah di SD kelas 5. Selama sekolah ini klien tidak pernah tinggal kelas, anak senang merapikan dan membersihkan kamarnya.

j.      Data Psikososial
Ibu mengungkapkan bertempat tinggal di daerah yang penduduknya padat. Pendapatan keluarga + 750.000,-/ bulan.

k.    Pemeriksaan fisik
1)   Keadaan umum
Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk, tampak agak sesak, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 37OC, pernafasan 26 x/mnt teratur.
2)   Kepala dan leher
Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, terpotong pendek.
Mata tidak ada anemi, ikterus tidak ada.
Telinga tidak ada serumen.
Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut bersih, tidak terdapat karies gigi.
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa sakit/ nyeri, tidak ada kaku kuduk.
3)   Dada dan thoraks
Pergerakan dada simetris, Wheezing +/+, Ronchi +/+, retraksi otot bantu pernafasan ringan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak ada bising/ murmur.
4)   Abdomen
Bentuk supel, tidak ada meteorismus, bising usus + normal 5 x/ mnt, tidak ada nyeri tekan, hepar dan limpa tidak teraba.
5)   Ekstrimitas
Tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot adalah 5 untuk masing-masing ekstrimitas. Klien mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan arah gerak sendi.

l.      Pemeriksaan penunjang medis
DL:
Hb 12,2 gr %, LED 41/ 70, leukosit 9000, diff. Count -/ -/ 3/ 56 / 40/ 1
Pemeriksaan alergi:
House dust 10,3 mm, coklat 12,7 mm, udang 12,5 mm, histamin 30,8 mm.
Foto thoraks:
Tidak didapatkan kelainan, sinus phrenicostalis tajam.

0 komentar:

Posting Komentar