Banner 468 x 60px

Senin, 11 Agustus 2014

kepedihan ketika ku jatuh cinta

1 komentar
ya alloh belum bolehkah aku bahagia dengan seseorang yang aku cintai. aku sudah lama kesepian ya alloh... tolong ijinkanlah orang yang aku cintai, mencintaiku, menyemangatiku, memperhatikanku, aku merasa sangat sepi, sendiri, aku ingin bahagia ya alloh melihat mereka bisa bersama orang2 yang di cintainya aku iri. ingin sekali seperti mereka bergai kebahagiaan, kebersamaan. aku mencintai seseorang, sungguh mencintainya. sempat aku bahagia sekali bersamanya... sungguh sangat menyenangkan. bahagia sekali serasa sangat bersemangat.... ya alloh. jika memang ini jalanku hiburlah aku. berikan aku kekuatan untuk menjalani semua ini. kuat ketika sendiri, tidak ada orang yang menyemangati.ya alloh... terima kasih memberikan sedikit kebahagian itu... meski berakir menyakitkan... aku tw rencanmu pastilah sangat indah...
Read more...

Jumat, 04 April 2014

TEMAN - TEMAN MAU KAH KAMU BERBAGI DENGANKU?

2 komentar
 Kesedihan di malam hari

Hari - hari ku terasa sepi, ku selalu merasa ada yang kurang dalam hidupku ini. aku berfikir apa yang kurang dalam diriku ini. aku coba mencari di dalam diriku. dan itu mengigatkanku pada seseorang. dia yang dulu sangat ku cintai, sayangi, dan aku sangat bahagia bersamanya. setiap rasa kesepian itu datang selalu teringat dirinya. aku berharap dia memerhatikanku dia memberiku harapan dia membuka hatinya untukku. kemudian aku berfikir untuk membuka jejaring sosialnya. dan semua harapan itu terjadi. tpi semua berbalik 180 derajat. dia memeliki seseorang yang dia cintai, aku bisa melihat dengan jelas dia begitu bahagia, begitu mencintainya. dan itu membuatku sakit hati. ingin aku mengganggunya, memaksanya untuk kembali padaku. tpi dalam hati kecilku buat apa aku menganggunya. dia sudah bahagia. apa dia akan bahagia jika bersamamu. 

memang sulit tpi harus ku jalani. 
bagiku dia seseorang yang sempurna. dia cantik manis, kalem, menyenangkan jika dilihat. seseorang yang sangat istimewa. aku begitu mencintainya ya alloh. aku selalu berpikir untuk menjadi orang yang pantas untuknya. ingin mejalani kehidupan ini bersamanya. bercanda tertwa, suka duka bersama. senyumu yang dulu menghiasi semangatku. kau selalu mendukungku ketika ku terjatuh. menyemangatiku. ya alloh apakah aku terlalu munafik untuk memeinta seseorang yang seperti dia. aku membutuhkan dia dalam hidupku. aku hanya bisa mengeluh ya alloh. aku gak tau lagi harus gmn ya alloh. ya alloh aku ingin dia kembali. maaf ya alloh maaf. 




Read more...

Rabu, 26 Maret 2014

KONSEP RETARDASI MENTAL

2 komentar

Konsep Retardasi Mental Menurut (Kaplan Sadock and Grebb, 2010)
a.      Definisi retardasi mental
The American Association of Mental deficiency (AAMD) dan Dianostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi keempat (DSM - IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata – rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu, sebelum usia 18 tahun.  Fungsi intelektual keseluruhan ditentukan dengan menggunakan tes kecerdasan yang dibakukan, dan istilah “secara bermakna di bawah rata – rata” didefinisikan sebagai nilai kecerdasan IQ kira – kira 70 atau lebih rendah atau dua simpangan baku di bawah rata – rata untuk tes tertentu. untuk tes tertentu.
1.      Klasifikasi retardasi mental
Retardasi mental ringan (DSM – IV )
IQ 50 – 70 dinilai “mampu didik”. Mereka biasanya dikenali saat masuk sekolah (dan diberikan tes) dan membutuhkan pendidikan khusus. Merupakan 85% dari jumlah penderita retardasi mental (tetapi ini adalah kelompok yang menurun dan jelas saat dewasa). Kebanyakan dapat membantu diri sendiri, dengan bantuan, walaupun mereka mempunyai pertimbangan, sensitivitas sosial, dan tilikan yang terbatas.
2.      Retardasi mental sedang (DSM-IV)
IQ 35 – 50 merupakan 10% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Biasanya sudah dikenali saat tahun – tahun prasekolah. Meraka dinilia (Mampu dilatih) dapat mempelajari ketrampilan kerja yang sederhana, dapat membaca setingkat kelas 2 sekolah dasar dan berbicara sederhana, dan dapat  secara sebagian membantu diri sendiri di dalam lingkungan panti. Mereka cenderung terlihat kikuk dan tidak terkoordinasi.
3.      Retardasi mental berat (DSM-VI)
20 – 35 3% - 4% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Mereka termasuk penderita retardasi yang dependen : mampu berbicara yang paling sederhana, tetapi membutuhkan suatu institusi atau pengasuhan suportif yang intens. Sering ditemukan malinformasi dan cacat fisik yang berat.
4.      Retardasi mental sangat berat (DSM-IV)
IQ di bawah 20 merupakan 1% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Mereka bergantung secara total kepada orang lain dan biasanya mempunyai kerusakan neurologi yang bermakna, tidak dapat berjalan atau berbicara.
b.      Etiologi retardasi mental
Penyebab yang khas (biasanya biologik) diidentifikasikan pada kurang dari 50 %, sebagian besar terdapat pada pasien dengan retardasi mental sedang-sangat berat. Penyebab lain termasuk faktor – faktor lingkungan (misal, problem pranatal dan perinatal, penyakit pada masa bayi, penelantaran psikososial, malnutrisi), dengan suatu keterlibatan poligeni yang belum jelas pada beberapa kasus. Retardasi sedang – sangat berat tersebar secara merata dan sama pada semua lapisan sosial, sedangkan retardasi mental ringan (biasanya dari etiologi sosiokultural) dianggap suatu gangguan yang bersifat familial (genetik atau lingkungan) resiko terdapatnya retardasi mental pada seorang anak dengan orangtua dan saudara kandung yang adalah kurang dari 2%, sedangkan jika kedua orangtua dan saudara kandungnya menderita retardasi mental resikonya menjadi sebesar 40%-70%
1.      Penyebab Biologis meliputi :
a)      Kelainan kromosomal – banyak jenis termasuk sindrom down trisomi 21 merupakan kelainan yang terbanyak yang lazim terdapat pada ibu – ibu dengan usia yang lebih tua 10%-16% dari jumlah penderita retardasi mental sebagian besar menderita penyakit Alzheimer pada usia sekitar 30-an atau 40-an)
b)      Pewarisan faktor genetik yang dominan – Neurofibromatosis (penyakit Von Recklinghausen), khorea Huntington (dengan awitan masa kanak), sindrom Sturge – weber, tuberous sclerosis.
c)      Gangguan metabolik – Fenilketonuria (PKU) (deteksi dini sangat penting), penyakit Hartup, intoleransi fruktosa, galaktosemia, penyakit wilson, sejenis gangguan lipid, hipotiroidisme, hipoglikemia.
d)     Gangguan pranatal – Rubela materna (terutama pada trimester pertama), sifilis, toksoplasmosis, atau herpes simpleks, penyalahgunaan alkohol pada ibu (sindrom fetal alkohol) dan penggunaan beberapa obat (misal, talidomid), toksemia pada kehamilan, eritoblastosis fetalis, malnutrisi pada ibu.
e)      Trauma kelahiran – proses kelahiran yang sulit dengan trauma fisik atau anoksia, prematuritas.
f)       Trauma otak – tumor, infeksi (terutama ensefalitis, menigitis, neonatal), kecelakaan, toksin (misal, plumbun, merkuri) hidrosefalus, bermacam – macam jenis kelainan kranial.
2.      Penyebab sosial menyebabkan sebagian besar retardasi mental ringan dan meliputi tingkat pendidikan yang di bawah standard, deprivasi lingkungan, penelantaran dan kekerasan pada masa kanak, dan aktivitas yang terhambat. Singkirkan gangguan pekembangan pervasif, demensia, dan skizofrenia residual.
d.      Diagnosis retardasi mental
Diagnosis sendiri tidak menyebutkan penyebab atau prognosisnya. Suatu riwayat penyakit dan wawancara psikiatrik adalah berguna untuk mendapatkan gambaran longitudinal perkembangan dan fungsi dunia anak, dan pemeriksaan stigma fisik, kelainan neurologis, dan tes laburatorium dapat digunakan untuk memastikan penyebab dan prognosis.
1.      Riwayat penyakit
Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada ibu kehamilan ibu, persalinan, dan kelhitan dan adanya riwayat keluarga retardasi mental.
2.      Wawancara Psikiatrik.
Dua faktor memiliki kepentingan yang sangat tinggi jika mewawancarai pasien sikap pewawancara dan cara berkomunikasi dengan pasien. Pewancara tidak boleh diatur oleh usia mental pasien, seakan – akan tidak dapat sepeuhnya mengkarakterisasi orang. Kemampuan verbal pasien termasuk data reseftif dan ekspresif, harus di nilai sesegera mungkin  dengan mengobservasi komunikasi verbal dan nonverbal antara pengasuh dan pasien dan dari riwayat penyakit.
3.      Pemeriksaan fisik
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada orang retardasi mental memiliki penyebab prenatal. Tanda – tanda fasial tersebut adalah hipetelorisme, tulang hidung yang datar, alis mata yang menonjol, lipatan epikantus, opasitas kornea, perubahan retina, telinga yang letaknya lebih rendah atau bentuknya aneh, lidah yang menonjol, dan gangguan gigi geligi. Ekspresi wajah, seperti penampilan dungu, mungkin menyesatkan dan tidak boleh diandalkan tanpa bukti – bukti yang mendukung lainya.
4.      Pemeriksaan neurologis
Gangguan sensorik sering terjadi pada orang retardasi mental, sebagai contoh, sampai 10 persen orang retardasi mental mengalami gangguan pendengaran pada suatu tingkat yang empat kali lebih tinggi dibandingkan popilasi normal. Jika ditemukan abnormalitas neurologis, insidensi dan keparahanya biasanya meningkat dalam proporsi dengan derajat retardasi mental.
5.      Pemeriksaan pendengaran dan pembicaraan
Pemeriksaan pendengaran dan pembicaraan harus dilakukan secara rutin.perkembangan bicara mungkin merupakan kriteria yang paling dapat di percaya dalam memeriksa retardasi mental. Berbagai gangguan pendengaran sering kali ditemukan pada orang retardasi mental.
6.      Pemeriksaan Psikologis
Tes psikologi, dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman, adalah bagian retardasi mental.  Untuk anak – anak Stanford Binet dan Wechsler Intelligence Scale for Children Revised. Adalah tes yang paling sering digunakan di Indonesia.
7.      Gambaran klinis
a)      Retardasi Mental Ringan
Retardasi mental ringan mungkin tidak terdiagnosis sampai anak yang terkena memasuki sekolah, karena keterampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun – tahun prasekolah. Walaupun demikian orang teretardai mental ringan mampu dalam fungsi akademik pada tingkat pendidikan dasar dan keterampilan kejuruanya memadai untuk membantu dirinya sendiri.
b)      Retardasi Mental Sedang
Retardasi mental sedang kemungkinan didiagnosis pada usia yang lebih muda dibandingkan retardasi mental ringan karena keterampilan komuniksi berkembang lebih lambat pada orang retardasi mental sedang, dan isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada tahun – tahun usia sekolah dasar.
c)      Retardasi Mental Berat
Retardasi mental berat biasanya jelas pada tahun – tahun prasekolah, karena biacara pada anak retardasi mental berat terbatas dan perkembangan motoriknya buruk.
d)     Retardasi mental sangat berat.
Anak – anak dengan retardasi mental sangat berat memerlukan pengawasan yang terus – menerus dan sangat terbatas dalam keterampilan komunikasi motorikna.
e.       Terapi retardasi mental
Terapi yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier
1.      Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau merupakan kondisi yang menyebabkan perkembangan  gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :
a)      Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental.
b)      Usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaruhi kebijaksanaan kesadaran masyarakat.
c)      Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal.
d)     Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan sistem saraf pusat.
2.      Pencegahan sekunder dan tersier
Pencegahan sekunder dan tersier meliputi :

a)      Pendidikan untuk anak
Lingkungan pendidikan untuk anak  - anak retardasi mental harus termasuk program yang lengkap yang menjawab latihan keterampilan adaptif, latihan keterampilan sosial, dan latihan kejuruan.
b)      Terapi perilaku , kognitif, dan psikodinamika.
Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun – tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku sosial, untuk mengendalikan serat menekan perilaku agresif dan destruktif pasien. Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu mengikut instruksi. Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien retardasi mental  dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang menetap.
c)      Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga dengan pasien retardase mental tentang cara meningkatkan  kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik untuk pasien. Keluarga sering kali merasa kemandirian dan memberikan lingkungan yang mangasuh dan suportif bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat
d)     Intervensi farmakologis
Beberapa penelitian telah memusatkan perhatian pada pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku berikut ini yang sering terjadi diantara retardasi mental :
1)      Agresi dan perilaku melukai diri sendiri.
Beberapa bukti penelitian terkendali dan tidak terkendali telah menyatakan bahwa lithium (Eskalith) berguna dalam menurunkan agresi dan perilaku melukai diri sendiri. Antagonis narkotik seperti naltrexone (Trexan) menurunkan perilaku melukai diri sendiri pada retardsi mental degan diagnostik untuk gangguan autistik infantil. Carbama zepine (Tegretol) dan valproic acid (depakene) adalah medikasi yang juga bermanfaat pada beberapa kasus perilaku melukai diri sendiri.
2)      Gerakan motorik streotipik
Madikasi antipsikotik, seperti haloperidol (haldol) dan chlorpromazine (Thorazine), menurunkan perilaku mulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental.
3)      Perilaku kemarahan eksplosif
Penghambat – β, seperti propranolol dan buspirone (BuSpar), telah dilaporkan menyababkan penurunan kemarahan eksplosif di antara pasien dengan retardasi mental dan gangguan autistik.
4)      Gangguan defisit – atensi/hiperaktifitas
Penelitian terapi methylphenidate pada pasien teretardasi mental dengan gangguan defisit – atensi/hiperaktifitas telah menunjukan perbaikan.
Read more...

Konsep Keluarga

10 komentar
Konsep Keluarga menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010) 
a.         Definisi Keluarga
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010)  :
1.      Raisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing – masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek.
2.      Duval
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
3.      Spradley dan alllender
Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
4.      Departemen Kesehatan RI
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a)      Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
b)      Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
c)      Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih – masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
d)     Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
b.      Tipe atau bentuk keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :
a)      Nuclear Family (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b)      Extended Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
2.      Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :
a     Tradisional Nuclear
Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b      Niddle Age/Aging Couple
Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier.
c      Dyadic Nuclear
Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
d     Single Parent
Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
e)      Dual Carrier
Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa memiliki anak.
f)        Three Generation
Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
g)      Comunal
Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
h)      Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.


i)        Composite /Keluarga Berkomposisi
Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
j)        Gay and Lesbian Family
Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
b.      Peranan keluarga  
          Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut
1.      Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2.      Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.      Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c.       Tugas keluarga
Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah :
1.      Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.      Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.      Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing – masing.
4.      Sosialisasi antar anggota keluarga.
5.      Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.      Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7.      Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.
e.       Stuktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
1.      Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2.      Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.      Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4.      Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.      Keluarga Kawin  
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
f.       Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :
1.      Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
2.      Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3.      Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4.      Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5.      Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
g.      Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1.      Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3.      Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.      Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Read more...