ya alloh belum bolehkah aku bahagia dengan seseorang yang aku cintai. aku sudah lama kesepian ya alloh... tolong ijinkanlah
orang yang aku cintai, mencintaiku, menyemangatiku, memperhatikanku, aku merasa sangat sepi, sendiri, aku ingin bahagia ya alloh
melihat mereka bisa bersama orang2 yang di cintainya aku iri. ingin sekali seperti mereka bergai kebahagiaan, kebersamaan.
aku mencintai seseorang, sungguh mencintainya. sempat aku bahagia sekali bersamanya... sungguh sangat menyenangkan. bahagia sekali
serasa sangat bersemangat....
ya alloh. jika memang ini jalanku hiburlah aku. berikan aku kekuatan untuk menjalani semua ini. kuat ketika sendiri,
tidak ada orang yang menyemangati.ya alloh... terima kasih memberikan sedikit kebahagian itu...
meski berakir menyakitkan... aku tw rencanmu pastilah sangat indah...
Senin, 11 Agustus 2014
Jumat, 04 April 2014
TEMAN - TEMAN MAU KAH KAMU BERBAGI DENGANKU?
Kesedihan di malam hari
Hari - hari ku terasa sepi, ku selalu merasa ada yang kurang dalam hidupku ini. aku berfikir apa yang kurang dalam diriku ini. aku coba mencari di dalam diriku. dan itu mengigatkanku pada seseorang. dia yang dulu sangat ku cintai, sayangi, dan aku sangat bahagia bersamanya. setiap rasa kesepian itu datang selalu teringat dirinya. aku berharap dia memerhatikanku dia memberiku harapan dia membuka hatinya untukku. kemudian aku berfikir untuk membuka jejaring sosialnya. dan semua harapan itu terjadi. tpi semua berbalik 180 derajat. dia memeliki seseorang yang dia cintai, aku bisa melihat dengan jelas dia begitu bahagia, begitu mencintainya. dan itu membuatku sakit hati. ingin aku mengganggunya, memaksanya untuk kembali padaku. tpi dalam hati kecilku buat apa aku menganggunya. dia sudah bahagia. apa dia akan bahagia jika bersamamu.
memang sulit tpi harus ku jalani.
bagiku dia seseorang yang sempurna. dia cantik manis, kalem, menyenangkan jika dilihat. seseorang yang sangat istimewa. aku begitu mencintainya ya alloh. aku selalu berpikir untuk menjadi orang yang pantas untuknya. ingin mejalani kehidupan ini bersamanya. bercanda tertwa, suka duka bersama. senyumu yang dulu menghiasi semangatku. kau selalu mendukungku ketika ku terjatuh. menyemangatiku. ya alloh apakah aku terlalu munafik untuk memeinta seseorang yang seperti dia. aku membutuhkan dia dalam hidupku. aku hanya bisa mengeluh ya alloh. aku gak tau lagi harus gmn ya alloh. ya alloh aku ingin dia kembali. maaf ya alloh maaf.
Rabu, 26 Maret 2014
KONSEP RETARDASI MENTAL
Konsep
Retardasi Mental Menurut (Kaplan Sadock
and Grebb, 2010)
a.
Definisi
retardasi mental
The
American Association of Mental deficiency (AAMD)
dan Dianostic and Statistical Manual of
Mental Disorder edisi keempat (DSM - IV) mendefinisikan retardasi mental
sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata –
rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif
dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu, sebelum usia 18
tahun. Fungsi intelektual keseluruhan
ditentukan dengan menggunakan tes kecerdasan yang dibakukan, dan istilah
“secara bermakna di bawah rata – rata” didefinisikan sebagai nilai kecerdasan
IQ kira – kira 70 atau lebih rendah atau dua simpangan baku di bawah rata –
rata untuk tes tertentu. untuk tes tertentu.
1. Klasifikasi retardasi mental
Retardasi
mental ringan (DSM – IV )
IQ
50 – 70 dinilai “mampu didik”. Mereka
biasanya dikenali saat masuk sekolah (dan diberikan tes) dan membutuhkan
pendidikan khusus. Merupakan 85% dari jumlah penderita retardasi mental (tetapi
ini adalah kelompok yang menurun dan jelas saat dewasa). Kebanyakan dapat
membantu diri sendiri, dengan bantuan, walaupun mereka mempunyai pertimbangan,
sensitivitas sosial, dan tilikan yang terbatas.
2. Retardasi
mental sedang (DSM-IV)
IQ
35 – 50 merupakan 10% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Biasanya
sudah dikenali saat tahun – tahun prasekolah. Meraka dinilia (Mampu dilatih)
dapat mempelajari ketrampilan kerja yang sederhana, dapat membaca setingkat
kelas 2 sekolah dasar dan berbicara sederhana, dan dapat secara sebagian membantu diri sendiri di
dalam lingkungan panti. Mereka cenderung terlihat kikuk dan tidak terkoordinasi.
3. Retardasi
mental berat (DSM-VI)
20
– 35 3% - 4% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Mereka termasuk
penderita retardasi yang dependen :
mampu berbicara yang paling sederhana, tetapi membutuhkan suatu institusi atau
pengasuhan suportif yang intens. Sering ditemukan malinformasi dan cacat fisik
yang berat.
4. Retardasi
mental sangat berat (DSM-IV)
IQ
di bawah 20 merupakan 1% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental. Mereka
bergantung secara total kepada orang lain dan biasanya mempunyai kerusakan
neurologi yang bermakna, tidak dapat berjalan atau berbicara.
b.
Etiologi
retardasi mental
Penyebab yang khas (biasanya biologik)
diidentifikasikan pada kurang dari 50 %, sebagian besar terdapat pada pasien
dengan retardasi mental sedang-sangat berat. Penyebab lain termasuk faktor –
faktor lingkungan (misal, problem pranatal dan perinatal, penyakit pada masa
bayi, penelantaran psikososial, malnutrisi),
dengan suatu keterlibatan poligeni yang belum jelas pada beberapa kasus.
Retardasi sedang – sangat berat tersebar secara merata dan sama pada semua
lapisan sosial, sedangkan retardasi mental ringan (biasanya dari etiologi
sosiokultural) dianggap suatu gangguan yang bersifat familial (genetik atau
lingkungan) resiko terdapatnya retardasi mental pada seorang anak dengan
orangtua dan saudara kandung yang adalah kurang dari 2%, sedangkan jika kedua
orangtua dan saudara kandungnya menderita retardasi mental resikonya menjadi
sebesar 40%-70%
1. Penyebab
Biologis meliputi :
a) Kelainan
kromosomal – banyak jenis termasuk sindrom
down trisomi 21 merupakan kelainan yang terbanyak yang lazim terdapat pada
ibu – ibu dengan usia yang lebih tua 10%-16% dari jumlah penderita retardasi
mental sebagian besar menderita penyakit
Alzheimer pada usia sekitar 30-an atau 40-an)
b) Pewarisan
faktor genetik yang dominan – Neurofibromatosis (penyakit Von Recklinghausen),
khorea Huntington (dengan awitan masa kanak), sindrom Sturge – weber, tuberous
sclerosis.
c) Gangguan
metabolik – Fenilketonuria (PKU) (deteksi dini sangat penting), penyakit
Hartup, intoleransi fruktosa, galaktosemia, penyakit wilson, sejenis gangguan
lipid, hipotiroidisme, hipoglikemia.
d) Gangguan
pranatal – Rubela materna (terutama pada trimester pertama), sifilis,
toksoplasmosis, atau herpes simpleks, penyalahgunaan alkohol pada ibu (sindrom
fetal alkohol) dan penggunaan beberapa obat (misal, talidomid), toksemia pada
kehamilan, eritoblastosis fetalis, malnutrisi pada ibu.
e) Trauma
kelahiran – proses kelahiran yang sulit dengan trauma fisik atau anoksia,
prematuritas.
f) Trauma
otak – tumor, infeksi (terutama ensefalitis, menigitis, neonatal), kecelakaan,
toksin (misal, plumbun, merkuri) hidrosefalus, bermacam – macam jenis kelainan
kranial.
2. Penyebab
sosial menyebabkan sebagian besar
retardasi mental ringan dan meliputi tingkat pendidikan yang di bawah
standard, deprivasi lingkungan, penelantaran dan kekerasan pada masa kanak, dan
aktivitas yang terhambat. Singkirkan gangguan pekembangan pervasif, demensia,
dan skizofrenia residual.
d.
Diagnosis
retardasi mental
Diagnosis sendiri tidak menyebutkan
penyebab atau prognosisnya. Suatu riwayat penyakit dan wawancara psikiatrik
adalah berguna untuk mendapatkan gambaran longitudinal perkembangan dan fungsi
dunia anak, dan pemeriksaan stigma fisik, kelainan neurologis, dan tes
laburatorium dapat digunakan untuk memastikan penyebab dan prognosis.
1. Riwayat
penyakit
Riwayat
penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan
perhatian khusus pada ibu kehamilan ibu, persalinan, dan kelhitan dan adanya
riwayat keluarga retardasi mental.
2. Wawancara
Psikiatrik.
Dua
faktor memiliki kepentingan yang sangat tinggi jika mewawancarai pasien sikap
pewawancara dan cara berkomunikasi dengan pasien. Pewancara tidak boleh diatur
oleh usia mental pasien, seakan – akan tidak dapat sepeuhnya mengkarakterisasi
orang. Kemampuan verbal pasien termasuk data reseftif dan ekspresif, harus di
nilai sesegera mungkin dengan
mengobservasi komunikasi verbal dan nonverbal antara pengasuh dan pasien dan
dari riwayat penyakit.
3. Pemeriksaan
fisik
Berbagai
bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada
orang retardasi mental memiliki penyebab prenatal. Tanda – tanda fasial
tersebut adalah hipetelorisme, tulang hidung yang datar, alis mata yang
menonjol, lipatan epikantus, opasitas kornea, perubahan retina, telinga yang
letaknya lebih rendah atau bentuknya aneh, lidah yang menonjol, dan gangguan
gigi geligi. Ekspresi wajah, seperti penampilan dungu, mungkin menyesatkan dan
tidak boleh diandalkan tanpa bukti – bukti yang mendukung lainya.
4. Pemeriksaan
neurologis
Gangguan
sensorik sering terjadi pada orang retardasi mental, sebagai contoh, sampai 10
persen orang retardasi mental mengalami gangguan pendengaran pada suatu tingkat
yang empat kali lebih tinggi dibandingkan popilasi normal. Jika ditemukan
abnormalitas neurologis, insidensi dan keparahanya biasanya meningkat dalam
proporsi dengan derajat retardasi mental.
5. Pemeriksaan
pendengaran dan pembicaraan
Pemeriksaan
pendengaran dan pembicaraan harus dilakukan secara rutin.perkembangan bicara
mungkin merupakan kriteria yang paling dapat di percaya dalam memeriksa
retardasi mental. Berbagai gangguan pendengaran sering kali ditemukan pada
orang retardasi mental.
6. Pemeriksaan
Psikologis
Tes
psikologi, dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman, adalah bagian
retardasi mental. Untuk anak – anak
Stanford Binet dan Wechsler Intelligence Scale for Children Revised. Adalah tes
yang paling sering digunakan di Indonesia.
7. Gambaran
klinis
a) Retardasi
Mental Ringan
Retardasi
mental ringan mungkin tidak terdiagnosis sampai anak yang terkena memasuki
sekolah, karena keterampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam
tahun – tahun prasekolah. Walaupun demikian orang teretardai mental ringan
mampu dalam fungsi akademik pada tingkat pendidikan dasar dan keterampilan
kejuruanya memadai untuk membantu dirinya sendiri.
b) Retardasi
Mental Sedang
Retardasi
mental sedang kemungkinan didiagnosis pada usia yang lebih muda dibandingkan
retardasi mental ringan karena keterampilan komuniksi berkembang lebih lambat
pada orang retardasi mental sedang, dan isolasi sosial dirinya mungkin dimulai
pada tahun – tahun usia sekolah dasar.
c) Retardasi
Mental Berat
Retardasi
mental berat biasanya jelas pada tahun – tahun prasekolah, karena biacara pada
anak retardasi mental berat terbatas dan perkembangan motoriknya buruk.
d) Retardasi
mental sangat berat.
Anak
– anak dengan retardasi mental sangat berat memerlukan pengawasan yang terus –
menerus dan sangat terbatas dalam keterampilan komunikasi motorikna.
e. Terapi retardasi mental
Terapi
yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, sekunder dan
tersier
1. Pencegahan
primer
Pencegahan primer merupakan tindakan
yang dilakukan untuk menghilangkan atau merupakan kondisi yang menyebabkan
perkembangan gangguan yang disertai
dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :
a) Pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi
mental.
b) Usaha
terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaruhi
kebijaksanaan kesadaran masyarakat.
c) Aturan
untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal.
d) Eradikasi
gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan sistem saraf pusat.
2. Pencegahan
sekunder dan tersier
Pencegahan
sekunder dan tersier meliputi :
a) Pendidikan
untuk anak
Lingkungan pendidikan untuk anak - anak retardasi mental harus termasuk
program yang lengkap yang menjawab latihan keterampilan adaptif, latihan
keterampilan sosial, dan latihan kejuruan.
b) Terapi
perilaku , kognitif, dan psikodinamika.
Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun –
tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku sosial, untuk mengendalikan
serat menekan perilaku agresif dan destruktif pasien. Terapi kognitif seperti
menghilangkan keyakinan palsu dan latihan relaksasi dengan instruksi dari diri
sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu
mengikut instruksi. Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien retardasi
mental dan keluarganya untuk menurunkan
konflik tentang harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang
menetap.
c) Pendidikan
Keluarga
Pendidikan keluarga dengan pasien retardase mental tentang
cara meningkatkan kompetensi dan harga
diri sambil mempertahankan harapan yang realistik untuk pasien. Keluarga sering
kali merasa kemandirian dan memberikan lingkungan yang mangasuh dan suportif
bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat
d) Intervensi
farmakologis
Beberapa penelitian telah memusatkan perhatian pada
pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku berikut ini yang sering terjadi
diantara retardasi mental :
1) Agresi
dan perilaku melukai diri sendiri.
Beberapa
bukti penelitian terkendali dan tidak terkendali telah menyatakan bahwa lithium
(Eskalith) berguna dalam menurunkan
agresi dan perilaku melukai diri sendiri. Antagonis narkotik seperti naltrexone
(Trexan) menurunkan perilaku melukai
diri sendiri pada retardsi mental degan diagnostik untuk gangguan autistik
infantil. Carbama zepine (Tegretol)
dan valproic acid (depakene) adalah
medikasi yang juga bermanfaat pada beberapa kasus perilaku melukai diri
sendiri.
2) Gerakan
motorik streotipik
Madikasi
antipsikotik, seperti haloperidol (haldol)
dan chlorpromazine (Thorazine),
menurunkan perilaku mulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental.
3) Perilaku
kemarahan eksplosif
Penghambat
– β, seperti propranolol dan buspirone (BuSpar),
telah dilaporkan menyababkan penurunan kemarahan eksplosif di antara pasien
dengan retardasi mental dan gangguan autistik.
4) Gangguan
defisit – atensi/hiperaktifitas
Penelitian
terapi methylphenidate pada pasien teretardasi mental dengan gangguan defisit –
atensi/hiperaktifitas telah menunjukan perbaikan.
Konsep Keluarga
Konsep
Keluarga menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010)
a.
Definisi
Keluarga
Keluarga
yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah
pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan,
budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga
mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan
kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi
juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.
Banyak
ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson
R, 2010) :
1. Raisner
Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing – masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek.
2. Duval
Menguraikan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota
keluarga.
3. Spradley
dan alllender
Satu atau lebih yang
tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
interelasi sosial, peran dan tugas.
4.
Departemen Kesehatan RI
Keluarga
merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah :
a)
Terdiri dari dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
b)
Anggota keluarga biasanya hidup bersama
atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
c)
Anggota keluarga berinteraksi satu sama
lain dan masih – masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan
adik.
d)
Mempunyai tujuan : menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota.
b. Tipe atau bentuk keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga
sangat beraneka ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Pengelompokan
secara Tradisional
Secara
Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :
a) Nuclear
Family (Keluarga Inti)
Adalah
keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b) Extended
Family (Keluarga Besar)
Adalah
keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
2. Pengelompokan
secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya
peran individu dan meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern
dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :
a
Tradisional
Nuclear
Adalah
: Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah
satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b
Niddle
Age/Aging Couple
Adalah
: suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau
kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/menikah/meniti karier.
c
Dyadic
Nuclear
Adalah
: suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
d
Single
Parent
Adalah
: keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau
kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar
rumah.
e)
Dual
Carrier
Adalah
: Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa
memiliki anak.
f)
Three
Generation
Adalah
: keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu
rumah.
g)
Comunal
Adalah
: keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri atau
lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
h)
Cohibing
Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah
: keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
ikatan perkawinan.
i)
Composite
/Keluarga Berkomposisi
Adalah
: sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara
bersama-sama dalam satu rumah.
j)
Gay
and Lesbian Family
Adalah
: keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
b. Peranan keluarga
Peranan
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok
dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut
1.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah
bagi anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2.
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak –
anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya,
disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3.
Anak – anak melaksanakan peranan
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual.
c. Tugas keluarga
Pada
dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah :
1.
Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya.
2.
Pemeliharaan sumber – sumber daya yang
ada dalam keluarga.
3.
Pembagian tugas masing – masing
anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing – masing.
4.
Sosialisasi antar anggota keluarga.
5.
Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.
Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7.
Membangkitkan dorongan dan semangat pada
anggota keluarga.
e.
Stuktur
keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan
gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam
masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
1. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang
tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga
Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
f. Fungsi keluarga menurut friedmen
(2010) sebagai berikut :
1. Fungsi
afektif
Yaitu
fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi
sosialisasi
Adalah
fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi
reproduksi
Adalah
fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi
ekonomi.
Adalah
fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam
rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi
pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang
tinggi.
g.
Tugas
keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut
Friedman (2010) sesuai
dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1. Mengenal
masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2. Mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3. Memberikan
perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya
sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan
suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarga.
5. Mempertahankan
hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Langganan:
Postingan (Atom)